Lalat Hitam, Hewan Dengan Manfaat Besar

Lalat Hitam meski bisa ditemui di sekitar tempat sampah, khususnya yang bnyak sampah organiknya, sebenarnya Lalat Hitam (black soldier/hermetiaillucens (Linnaeus)) tidak suka dengan sampah. Lalat Hitam dewasa terbilang apik, dia tidak mempunyai fungsional mulut, kecuali alat untuk merayap yang manis-manis, seperti nekktar/madu sebagai makanannya. Tak heran bila banyak yang menyebutnya lalat madu.


Lalat Hitam ini hidup soliter alias tidak berkoloni/berkelompok. Dia juga tidak menjadi vektor (lalat pembawa penyakit). Berada ditempat sampah hanya jika akan bertelur, karena makannan larvanya adalah bahan sampah organik. Akan tetapi, justru disinilah kelebihannya. Larva Lalat Hitam hanya memakan bahan organik jaringan mati, ia juga memiliki kandungan antimikroba dan antijamur. Ia mengurai sampah tampa henti 24 jam sehari, sampai larva memasuki tahap metamorfosis berikutnya. Larva ini juga mendominasi dan menurunkan perkembangan larva dan lalat lainnya.

Dengan sifat larva seperti itu, manusia bia memanfaatkan untuk mengolah sampah organik. Hasilnya, bukan saja mengurangi polusi sampah, tetapi juga memberi nilai lebih. Akan lebih baik jika mengenal lalat ini lebih dekat agar bisa memanfaatkan secara optimal. Lalat Hitam dewasa berbeda dengan lalat pada umumnya. Tubuhnya panjang dan lebih meneyerupai ngengat. Ukuran dewasa mempunyai panjang berkisar 15 - 20 mm. ( Sheppard et al. 2002 ). Namun, sebagaimana umumnya, Lalat Hitam memiliki dua sayap ( ngengat memiliki empat sayap ) serta tidak mempunyai alat penyengat pada ekornya. Walaupun terkadang mengeluarkan bunyi menderung yang keras, serangga ini tidak berbahaya.

Lalat Hitam sering dikaitkan dengan alam bebas dan ternak, biasanya bisa ditemukan di sekitar areal bahan organik yang berbau busuk seperti kotoran hewan atau sisa tanaman. larva Lalat Hitam hanya mengkonsumsi bahan-bahan organik mati rendah karbon. Ekor Lalat Hitam dewasa menyerupai ngengat dan berwarna hitam. Serangga ini juga memiliki dua bagian yang tembus cahaya di bagian perutnya. Hewan ini juga punya antena memanjang kebagian depan dengan enam kaki berwarna putih pada bagian ujungnya.

Dua hari setelah keluar dari pupa, mereka akan kawin dan lalt betina akan segera bertelur. Setelah bertelur, mereka akan mati. Usia Lalat Hitam ini berkisar 5 sampai dengan 8 hari. Lalat Hitam betina menyimpan banyak telur ( sekitar 500 telur ) pada celah-celah bagian samping atau atas, di areal sampah organik. Telur-telur ini akan menetas menjadi larva setelah kira-kira 4 hari. Telurnya berwarna kuning pucat, berbentuk oval dengan panjang kira-kira 1 mm. ( NCIPMI 1998 ).

Larvanya bisa mencapai panjang 27 mm dan lebar 6 mm, berwarna keputih-putihan kusam. Serangga melewati beberapa tahap pada masa metamorfosisnya. Larva ini memerlukan waktu minimal dua minggu untuk menjadi besar. Sebelum mencapai masa pupa, larva akan mencari tempat berlindung yang dingin dan aman. Warna kulitnya akan berubah menjadi hitam. Waktu yang diperlukan untuk pembentukan metamorfosis selanjutnya selama masa pupa, yaitu sekitar dua minggu. Siklus hidupnya pun terus berlanjut. Dengan semua kelebihan yang dimiliki, tampaknya lalat ini patut di jadikan sahabat manusia.

0 Response to "Lalat Hitam, Hewan Dengan Manfaat Besar"

Post a Comment